Mengetahui Kesehatan Memori
Memori adalah komponen yang mempengaruhi kesehatan PC. Disini akan tunjukkan bagaimana melihat kesehatan memori dan juga mendapatkan yang terbaik dari memori Anda.
Sama seperti prosesor, memori adalah komponen yang kerjanya tiada henti. Karena itulah ketika memori bermasalah, kita akan menemui sistem yang tidak stabil, seperti restart berulang-ulang, hang, dan lain sebagainya.
Banyak hal yang menyebabkan memori menjadi rusak. Masalah kelistrikan, seperti listrik yang kurang bersih dari power supply atau dinaikkannya voltase memori dalam rangka overclock, biasanya menjadi penyebab utama. Efek elektrostatik, panas dari komponen lain atau lingkungan yang lembab juga bisa menyebabkan rusaknya memori.
Lalu bagaimana menguji kualitas dari kepingan memori? Mudah, kita gunakan saja ulititi pendiagnosa memori. Utiliti seperti ini dapat melihat ketidakberesan kerja memori sampai mendetail, bahkan yang tidak terasa pada pemakaian sehari-hari. Ada banyak utiliti penguji memori, tetapi kami pilihkan Window Memory Diagnostic dari Microsoft. Program ini memang tidak selengkap Membench atau DocMem, tetapi cukup memadai untuk mengetahui ketidakberesan di dalam memori. Proses ujinya juga cepat, dan bisa mendeteksi keping memori mana yang bermasalah andaikata ada dua kepingan memori terpasang di PC.
Proses Pengujian:
1. Jalankan file exe untuk mendapatkan menu seperti gambar di bawah ini. Menu ini untuk menentukan dimana program Memory Diagnostic ini disimpan, di disket, atau sebagai image di harddisk yang tinggal diburning ke CD.
2. Agar lebih praktis, kami menyimpannya di disket. Masukkan disket ke dalam floppy disk drive, lalu klik pilihan “Create Startup Disk”. Secara otomatis disket tersebut akan diisi dengan Memory Diagnostic.
3. Restart komputer, masuk BIOS, lalu ubah urutan booting pertama menjadi floppy. Langkah ini dimaksudkan agar ketika booting, PC langsung masuk ke menu Memory Diagnostic di dalam disket.
4. Booting ulang dan proses diagnosa memori pun berjalan. Jika ada kesalahan dalam kerja memori, akan terpampang di bagian bawah tampilan di layar. Proses ini akan berulang-ulang, dan untuk menghentikannya cukup tekan tombol X.
5. Setelah itu kembali ke BIOS, dan ubah urutan booting kembali ke harddisk agar kita bisa masuk ke Windows.Selain untuk menguji kualitas memori, metode di atas juga bisa kita gunakan pada saat overclock. Setiap kali kita menaikkan FSB (yang berarti juga menaikkan frekuensi memori), kita bisa melihat apakah memori yang digunakan mampu menangani kenaikan frekuensi tersebut.
The Best of Memory >>> Bagi kebanyakan orang, kecepatan memori biasanya cuma berdasarkan pada frekuensi memori tersebut. Contohnya memori DDR400 yang berarti memori tersebut bekerja pada frekuensi 400MHz. Tidak ada yang salah dengan paradigma ini, hanya perlu digaris bawahi bahwa kecepatan memori tidak cuma tergantung dari frekuensi memori, melainkan juga timingnya.Apa itu timing? Agar lebih mudah, bayangkan memori seperti sebuah dokumen Excel yang berisi sejumlah area. Area-area itu sendiri terbentuk dari deretan baris dan kolom. Data di dalam memori ditempatkan di area-area tersebut. Penempatannya sendiri bersifat acak, tapi controller memori memiliki daftar alamat di baris dan kolom mana setiap data disimpan. Nanti setiap kali membutuhkan data, prosesor akan mencari dengan mengandalkan daftar alamat tersebut.Nah, timing memori menunjukkan kecepatan pencarian data per kolom tersebut tersebut. Ada beberapa parameter yang sering digunakan, yaitu CMD, CL, tRP, tRCD, dan tRAS. Apa artinya itu semua? Mari kita bahas satu per satu.
• Command Rate (CMD): adalah tenggang waktu antara dimintanya sebuah data dengan perintah pencarian data dilakukan.
• RAS to CAS Delay (tRCD): waktu yang dibutuhkan untuk mengaktifkan sebuah baris (RAS) dan mengambil data dari sebuah kolom (CAS).
• CAS Latency (CL): waktu yang dibutuhkan antara sebuah perintah diminta dengan datangnya data.
• RAS Precharge (tRP): waktu yang dibutuhkan untuk berpindah dari satu baris data ke baris lainnya.
• Active to Precharge Delay (tRAS): tenggang waktu perjalanan sebuah siklus perintah data.
Jika Anda perhatikan, kelima parameter di atas membentuk satu siklus. Ketika sebuah data diminta prosesor, controller memori akan mengirim perintah tersebut ke memori. Berapa lamanya dicerminkan oleh CMD. Namun baris data tersebut harus diaktifkan dulu, dan lamanya dicerminkan dari angka tRCD. Setelah diaktifkan, ada jeda antara saat aktif dan saat data berhasil didapat; ini disebut CL. Ketika data telah didapat, baris tersebut harus dinonaktifkan agar baris lain dapat diaktifkan; itulah tRP. Sedangkan tRAS menunjukkan jeda waktu yang dibutuhkan untuk siklus pengambilan data yang telah disebut barusan. Biasanya setting timing ini disebut dengan urutan CL-tRCD-tRP-tRAS-CMD. Jadi jika Anda melihat sebuah memori dengan angka-angka 2-3-2-6-T1, Anda sudah tahu apa artinya. Sebenarnya kita tidak perlu mengatur angka-angka itu secara manual. Setiap memori memiliki chip yang isinya berupa informasi setting apa yang cocok untuk memori tersebut. Jadi jika Anda memilih pilihan Auto, memori akan diatur sesuai spesifikasi standar memori tersebut. Namun selalu ada kemungkinan setting itu sebenarnya lebih rendah dari kemampuan memori. Hal ini sering terjadi, karena pabrikan memori lebih memilih setting kurang agresif dengan alasan kestabilan. Artinya, kita masih bisa mengubah angka-angka tersebut untuk mendapatkan kemampuan terbaik memori kita.
Bagaimana melakukannya? >>> Yang mutlak diperlukan adalah motherboard yang memiliki pilihan timing di menu BIOS-nya. Hampir semua motherboard memiliki pilihan ini, biasanya di bawah pilihan Advanced BIOS atau Memory Setting. Namun sebaiknya Anda cek buku manual motherboard untuk memastikan ada atau tidaknya.Jika Anda telah menemukan menu seperti gambar 4, kini tinggal atur-atur saja angkanya. Secara umum, semua parameter mengacu pada `semakin kecil angkanya, semakin baik`. Namun ada beberapa panduan yang bisa dijadikan pegangan, seperti yang kami daftar di bawah ini.
1.Semakin kecil angkanya semakin baik, tetapi kestabilan menjadi taruhan. Semakin agresif timing, semakin berkurang kestabilan memori.
2.TRCD dan tRP biasanya berkecepatan 2 dan 4. Untuk mengejar kestabilan, turunkan tRP terlebih dahulu sebelum menurunkan nilai tRCD.
3.Angka CAS sering dianggap angka paling penting dalam setting timing, tetapi sebenarnya efek CAS kalah penting dibandingkan tRCD dan tRP. Jadi lebih baik Anda memilih (CL-tRCD-tRP) 2.5-3-3 dibandingkan 2-4-4.
4.Khusus untuk tRAS, lebih kecil tidak berarti lebih baik. Bahkan perubahan tRAS tidak akan akan berpengaruh pada performa.
Akhir kata, Selamat Mencoba.
0 komentar: