Tidak hanya kecepatan yang diperlukan. Kemampuan PC melayani multithread mulai diberdayakan. Berikut ulasan mengenai load balancing dual core dan dual VGA. Setelah sekian lama pertarungan CPU (central processing unit) lebih dititikberatkan pada kecepatan semata, agaknya semua ini akan bergeser dalam waktu dekat. Seiring dengan perkembangan kebutuhan penggunaan komputer. Tidak jarang PC dipekerjakan dengan melakukan multi-threading. Baik di lingkungan kerja, maupun pada penggunaan PC di rumah.
Seperti saat melakukan sebuah pekerjaan spreadsheet, sambil menyusun materi untuk presentasi pada aplikasi lainnya. Di rumah, kinerja PC juga diperas tidak kalah kejamnya. Katakanlah melakukan ripping audio CD ke format MP3 sambil bermain game. Kecenderungan penggunaan PC dengan multithread ini yang akhirnya membuat para produsen CPU untuk melakukan gencatan senjata untuk adu kecepatan. Dan mengalihkan perseteruannya, untuk merebut pasar yang mulai mendambakan kemampuan multithreading yang dapat memenuhi kebutuhan penggunaan sehari hari. Dan apa lagi pertarungan CPU paling seru, selain pertarungan antara AMD dan Intel untuk CPU PC desktop?
Dual-Core >>> Dual-core CPU, menggabungkan dua processor, beserta cache dalam sebuah kemasan chip atau integrated circuit (IC). Sebelum perseteruan dual-core antara AMD dan Intel, IBM sudah memproduksi dual-core CPU, yaitu IBM POWER4. Namun khususnya untuk pembahasan kali ini, akan membahas processor dual-core desktop yang notabene bisa dimasukkan dalam kategori consumer product. Keuntungan dual-core terutama pada cache coherency. Dengan dual-core komunikasi antara kedua die dapat dilakukan pada clock rate yang lebih tinggi. Dibandingkan jika memanfaatkan bus di luar chip. Dual-core processor juga disinyalir memerlukan catudaya yang lebih kecil, jika dibandingkan dengan sebuah sistem multiprocessor. Tentunya ada beberapa sisi negatif dari dual-core. Antara lain sebagai berikut. Dual-core processor membutuhkan operating system yang mampu mengoptimalkan kinerjanya. Setidaknya kemampuan OS untuk mengoptimalkan SMP (Symmetric Multi-Processing). Selain itu, dibutuhkan juga aplikasi yang sudah mendukung pengoptimalan multiprocessor. Masih ada masalah lisensi, untuk beberapa software dan operating system. Terutama untuk kebutuhan perusahaan. Akankah PC dengan dualcore processor ini akan terhitung sebagai PC dengan multi processor, ataukah masih dapat menggunakan lisensi single processor? Untuk hal ini, kita lihat saja perkembangannya nanti.
Dual-Core AMD >>> Tanpa ada alasan preferensi. Urutan penjelasan, hanya berdasarkan urutan alfabet kedua produsen CPU ini. Setelah sebelumnya AMD telah terlebih dahulu mencoba peruntungannya dengan mencoba menawarkan processor 64-bit. Dual-core AMD kali pertama hadir dalam Athlon 64 X2 4800+, yang bekerja pada clock speed 2,4 GHz dan dilengkapi dengan 1 MB L2 cache pada masing-masing core. Dengan masing-masing core dipersenjatai 64K L1 instruction cache dan 64 K L1 data cache.
Komunikasi antar-Core >>> Kedua core AMD X2 tersebut akan berkomunikasi secara langsung melalui system request queue dan crossbar yang akan menghubungkannya dengan onchip memory controller dan Hyper-Transport I/O. Dengan desain arsitektur seperti ini, lebih memungkinkan kedua processor pada masing-masing core dapat secara optimal memanfaatkan resource yang tersedia. Tanpa terhambat oleh batasan, seperti katakanlah system bus. Ini juga akan memperkecil latency karena semua yang disebut tadi masih terletak dalam satu chip. Antara dua core tersebut juga dapat berkomunikasi secara langsung dengan menggunakan sebuah system request interface khusus. Dibandingkan dengan dual-core Intel untuk CPU desktop, AMD untuk sementara menawarkan beberapa kelebihan di atas. Sementara ini, keluarga Smithfield (code name untuk Intel Pentium D), tidak dilengkapi dengan internal data link antara multicore tersebut. Komunikasi kedua core tersebut harus melalui front-side bus. Termasuk memory access, system I/O, dan data cache. Jadi secara teori, dual-core AMD memiliki keuntungan tersendiri untuk hal ini.
Varian AMD Athlon 64 X2 Dual-Core >>> Tentu saja AMD tidak hanya mengeluarkan satu varian untuk dual-core ini. Dalam waktu dekat, akan hadir 4 pilihan processor yang memiliki total 230 juta transistor, dengan code name Toledo ini. Perbedaannya, selain pada clock speed masing-masing processor, juga pada ukuran L2 cache yang tersedia. Berikut empat jajaran AMD Athlon 64 X2 Dual-Core Processor yang seharusnya dalam waktu dekat akan tersedia. Jumlah L2 cache yang dinyatakan di sini adalah ukuran pada masing-masing core. Athlon 64 X2 4200+ (2,2GHz) dengan L2 cache 512KB; Athlon 64 X2 4400+ (2,2GHz) dengan L2 cache 1024KB; Athlon 64 X2 4600+ (2,4 GHz) dengan L2 cache 512KB; dan Athlon 64 X2 4800+. Kisaran harga keempat produk tersebut mulai dari US$550 hingga US$1.000.
System Requirement >>> Anda sudah memiliki sebuah motherboard yang mampu untuk bekerja dengan processor AMD 939-pin micro PGA? Jika jawabannya adalah ya, maka satu persyaratan telah terpenuhi. Jika chipset motherboard Anda sudah mampu bekerja dengan AMD Athlon 64 FX-55, artinya sistem yang Anda miliki sudah memenuhi syarat untuk di-upgrade dengan AMD Athlon 64 X2 Dual-Core Processor. Sederhana, bukan? Tinggal membutuhkan sedikit polesan pada BIOS, untuk mendukung dual-core. Sisanya, AMD agaknya belum terburu-buru untuk mengubah platform yang sudah ada. Bahkan AMD Athlon 64 X2 Dual-Core Processor belum membutuhkan modul RAM DDR2.
Dual-Core Intel >>> Processor dual-core dari Intel untuk desktop memang dibuat dari sebuah keluarga baru, dengan code name Smithfield. Namun jika diperhatikan memiliki cukup banyak kesamaan dengan pendahulunya, Prescott. Dibuat dengan teknologi proses fabrikasi 90 nm, masih juga menggunakan kemasan PC-PGA4 untuk socket LGA775. Namun, bukan berarti semua motherboard dengan socket LGA775 akan mampu dimanfaatkan processor ini. Sampai tulisan ini diturunkan, Intel hanya menganjurkan untuk digunakan dengan motherboard chipset Intel 955X, 945P dan 945G. Masing-masing core dilengkapi dengan L2 cache sebesar 1 MB. Masih menggunakan jurus yang sama dengan jumlah L2 cache pada Intel Pentium 4 era Prescott. Tentunya dengan jumlah L2 cache sebesar ini, diharapkan akan dapat meningkatkan kinerjanya.
Apa Saja yang Baru? >>> Prescott dilengkapi dengan 32 pipeline. Dengan mengandalkan jumlah pipeline ini, Intel mampu mempercepat kinerjanya. Namun, hal ini cukup rawan. Mengingat jika memang terjadi salah command, ini membuat proses flash command lebih lama (dalam satuan cycle) dibanding processor dengan pipeline pendek. Untuk itu, pada Intel Pentium D juga melakukan peningkatan branch prediction unit. Dengan memperbaiki kinerja branch prediction unit, akan membuat processor dapat bekerja secara optimal dan memperkecil kemungkinan kesalahan. Fungsi Hyper-threading tidak ditinggalkan begitu saja untuk processor Smithfield ini. Namun, ini hanya akan tersedia untuk processor desktop versi high end dari Intel. Anda tidak akan menemukannya pada setiap processor Smithfield. Intel Pentium D 840 (3,2 GHz), Intel Pentium D 830 (3,0 GHz) dan 820 (2,8 GHz), tidak disertakan dengan Hyper-threading. Untuk sementara hanya pada Pentium Extreme Edition 840, fungsi Hyper-threading tersedia. Jika katakanlah Anda menggunakan operating system seperti Windows XP Professional Edition, akan mendeteksi keberadaan empat buah processor (dua core processor masing-masing dianggap sebagai dua virtual processor).
Dual-Core vs Hyper-threading >>> Tentunya para pengguna processor Hyper-threading akan bertanya-tanya, seberapa baikkah peningkatan kinerja yang ditawarkan. Jika pada Hyperthreading, satu processor diperlakukan sebagai dua processor dengan membagi perintah. Ini hanya akan efektif, selama katakanlah kedua proses bukanlah proses yang sama-sama membutuhkan floating point unit yang besar. Jika hal ini yang terjadi, maka processor Hyperthreading tetap kerepotan untuk melayaninya. HT hanya akan mengoptimalkan penggunaan CPU. Berbeda dengan dual-core yang benar-benar memiliki dua buah core processor dalam satu kemasan (chip). Dan akan lebih terasa peningkatannya saat mengerjakan proses multi-thread, ataupun menjalankan proses multitasking. Jadi, jika untuk seorang katakanlah gamer hardcore, tidak akan mendapatkan peningkatan frame rate per second (fps), dibandingkan saat menggunakan sebuah processor Intel terdahulu dengan kecepatan yang kurang lebih sama. Setidaknya untuk game yang sekarang telah beredar, sampai nanti saat para developer game mulai mengoptimalkan kemampuan multithread dari dual core ini. Peningkatan kinerja akan terasa, jika sering melakukan proses multithread. Contohnya: melakukan ripping DVD movie ke format DivX sambil nge-game. Di sini akan terasa keuntungan penggunaan dual-core.
Komunikasi antar-Core >>> Sampai di sini, yang ditawarkan Intel masih kurang lebih sama dengan dualcore dari AMD. Namun, untuk angkatan pertama dual-core dari Intel agaknya masih harus mengakui keunggulan terobosan dual-core AMD. Sayangnya kedua core tidak memiliki interface khusus untuk saling berkomunikasi. Satusatunya cara dengan bus tercepat, adalah melalui front-side bus yang tersedia. Namun sebagian pengamat berpendapat, Smithfield adalah perkembangan terbaik dari Intel untuk processor desktop. Ia juga sudah mendukung Intel Extended Memory 64 Technology (EM64T). Dibanding sebelumnya, yang hanya sekedar penambahan instruction set, pipeline, cache dan seterusnya. Processor kali ini cukup pantas untuk berganti nama dari Pentium 4 menjadi Pentium D.
System Requirement >>> Seperti yang sudah disampaikan tadi, Intel dual-core memiliki keterbatasan untuk masalah kompatibilitas dengan motherboard terdahulu. Pentium D direkomendasikan untuk motherboard dengan chipset Intel 945P dan 945G. Intel 955X disarankan untuk CPU Intel Pentium Extreme Edition (seperti Pentium EE 840). Walaupun, sama-sama menggunakan socket LGA775 seperti processor terdahulu, namun agaknya pengguna chipset Intel terdahulu terpaksa membeli motherboard baru lagi. Hal ini mungkin akan mengecewakan pengguna chipset Intel terdahulu, yang masih terbilang baru. Seperti chipset Intel 925XE. Penasaran dengan hal ini, kami mencoba menjalankan CPU Intel Pentium EE 840 dengan chipset non-Intel. Ternyata processor ini dapat berjalan secara normal pada chipset Nvidia SLI Intel Edition yang ada. Agaknya ini menjadi alternatif yang menggoda, dibanding dengan chipset Intel 955X, yang belum mendukung SLI.
DUAL VGA >>> Load balancing proses pada CPU, bukanlah satu-satunya yang akan memanjakan pengguna PC tahun ini. Setelah pertengahan tahun lalu, Nvidia menawarkan solusi SLI (scalable link interface). Dan dalam waktu relatif singkat, ATI akan memberikan jawabannya dengan CrossFire Tentunya ini belum seperti CPU yang menyatukan dua core dalam satu die. Masing-masing GPU/VPU masih berada pada board PCB nya masing-masing. Hanya saja disertakan load balancing, sehingga menghasilkan fps yang cepat tanpa mengorbankan kualitas gambar yang dihasilkan. Seperti juga pada dual-core, bahkan dual processor, dual VGA juga tidak serta merta meningkatkan kinerja graphic PC Anda menjadi dua kali lipat. Peningkatan kinerja dual VGA akan makin terasa, saat penggunaan proses graphic yang semakin berat. Meskipun bukan hal yang 100% baru, namun tetap menarik bagi para PC enthusiast, khususnya hardware.
Nvidia SLI >>> Teknologi ini diperkenalkan sejak pertengahan tahun 2004 yang lalu. Yang terakhir adalah chipset ini mulai diproduksi untuk platform Intel, dengan tersedianya Nvidia SLI Intel edition. Syarat untuk menciptakan sistem dual VGA Nvidia SLI: board yang mendukung, tentu saja dengan chipset Nvidia nForce4 SLI untuk sekarang. Tersedia untuk Intel dan AMD platform. Dua buah VGA identik digabungkan dengan SLI bridge/connector, biasa disediakan oleh produsen motherboard pada paket penjualan. Aktifkan PEG, ini akan menonaktifkan multiple display.
Cross Fire >>> Selang setahun dari diluncurkannya NVidia NForce4 SLI, ATI memperkenalkan chipset CrossFire.Tentunya tidak tanpa peningkatan jika dibandingkan dengan SLI. CrossFire memungkinkan penggunaan dua buah VGA yang tidak identik. Bisa saja digabunggkan dengan VGA dari merk yang berbeda, BIOS, clock speed ataupun memory yang berbeda. Catatan: pipeline proses akan menyesuaikan dengan ketersediaan pipeline pada VGA CrossFire Edition yang digunakan. Berbeda dengan SLI, Cross Fire dihubungkan dengan semacam dongle DVI. Hasil rendering dari secondary VGA akan digabungkan oleh VGA CrossFire Edition, dan hasilnya ditampilkan ke monitor.
0 komentar: